Berharap pada Tuhan
Kamis, 14 Maret 2019
T.Est. 4 : 10a. 10c – 12. 17 – 19
Mat. 7 : 7 – 12
Kitab tambahan Ester dalam
bacaan pertama hari ini menampilkan kepada kita doa penuh kepasrahan Ester
kepada Tuhan. Ketika bahaya maut menyerang dirinya, Ester menyadari bahwa
satu-satunya tempat perlindungan dan sumber keselamatannya hanya Allah.
“Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain
Engkau, sebab bahaya maut mendekati aku.” Rumusan doa ini diulang kembali oleh
Ester pada bagian akhir perikop ini. Sesuatu yang disebut ulang dalam Kitab Suci
menunjukkan bahwa hal itu sangat penting. Dalam teks ini, pengulangan ini menunjukkan
kemendesakkan dan kesadaran Ester bahwa satu-satunya yang bisa menyelamatkan
hidupnya saat itu hanyalah Allah.
Dari Ester kita belajar
untuk menaruh harapan pada Tuhan, untuk tidak cepat putus asa, untuk tidak
mudah menjadi kecut dan takut di hadapan bahaya. Ester memohon kepada Tuhan,
‘Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan penguasa sekalian
kuasa.’ Ester memohon keberanian yang bersumber dari Allah sendiri. Saya
teringat, satu novelis populer Brasil, Paulo Coelho, yang mendefenisikan
keberanian sebagai rasa takut yang tengah memanjatkan doa-doa. Novelis yang
selalu berinspirasikan tema-tema Kitab Suci dalam karyanya ini, menggemakan
kembali keyakinan Ester ini, bahwa sebagai umat beriman, keberanian dan kekuatan
kita mesti bersumber dari Allah.
Sementara dalam bacaan
Injil, penginjli Matius menampilkan potongan khotbah Yesus di bukit. Dalam pengajaranNya
kali ini, Yesus menjanjikan kita bahwa, ‘setiap orang yang meminta akan
menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, setiap orang yang mengetok,
baginya pintu akan dibukakan.’ Janji Yesus ini, hendak meneguhkan kembali
contoh yang telah diperlihatkan Ratu Ester hari ini untuk senantiasa datang
kepada Tuhan. Kalau ada persoalan dalam hidup, mohonlah bantuan Tuhan. Seperti dahulu,
Tuhan mendengarkan doa-doa Ester dan menyelamatkannya dari bahaya maut, Tuhan
yang sama ini, juga akan dengan sukacita mendengarkan dan mengabulkan doa-doa
kita, seturut rencanaNya sendiri.
Selain memberi janji, Yesus
mengulang kembali inti ajaran hukum Taurat dan para nabi, yakni ‘segala sesuatu
yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat padamu, perbuatlah demikian juga
kepada mereka.’ Ini adalah prinsip timbal balik: kalau kita menabur yang baik,
maka kita juga akan menuai yang baik. Saya kira, ini juga berarti: kalau kita
setia meminta bantuan kepada Tuhan, maka kita juga tidak boleh menutup diri
terhadap setiap orang yang memohonkan bantuan kita.
Tuhan memberkati kita
(p.kristo,svd)
Makasih ats siraman rohani pg ini.hanya Tuhanlah tempat aku memohon ...
BalasHapus