Senin, 11 Februari 2019

Hidup sebagai Citra Allah (Selasa, 12 Februari 2019)


Hidup sebagai Citra Allah
Selasa, 12 Februari 2019


Kej. 1 : 20 – 2 : 4a
Mrk. 7 : 1 – 13


Sebuah pepatah latin berbunyi begini, ‘nosce te ipsum’ (kenanilah dirimu sendiri). Pepatah ini hendak mengungkapkan bahwa titik tolak untuk mencari kebijaksanaan adalah pengenalan diri. Pengenalan akan diri sendiri merupakan kunci utama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lain yang ada dalam hidup sehari-hari. Jadi sebelum kita bertanya, apa itu kebenaran, misalnya? Atau, sebelum kita berusaha untuk mengenal lebih mendalam tentang orang lain, kita mesti mengenal diri kita sendiri terlebih dahulu. Salah satu jalan untuk mencapai pengenalan diri yang baik adalah melalui refleksi. Banyak orang yang gagal mencapai masa depannya, banyak orang yang tidak mampu menampakkan dirinya sebagai pribadi yang berkeutamaan, pertama-tama, karena dia tidak mengenal dirinya sendiri dengan baik. 

Penulis kitab Kejadian dalam bacaan pertama hari ini menampilkan identitas kemanusiaan kita yang paling utama sebagai citra Allah. Allah menciptakan manusia seturut citraNya sendiri; Allah juga menganugerahkan manusia kemampuan akal budi. Sebagai citra Allah, manusia dipanggil untuk menjadi rekan kerja Allah. Kalau kita adalah citra Allah, maka kita mesti mampu menampakkan wajah Allah yang penuh kasih itu kepada sesama. Melalui diri kita, semestinya, orang dapat melihat wajah Allah yang penuh damai, cinta kasih, kebaikan dan kebajikan-kebajikan hidup lainnya. Kalau selama ini, kita lebih banyak menampakkan wajah kemanusiaan kita yang ketiadaan kasih, wajah yang kehilangan sikap solider, wajah yang lebih banyak dipenuhi kecemburuan dan curiga, marilah kita sama-sama berbenah diri. Marilah kita berusaha menampakkan diri kita sebagai anak-anak Allah dengan wajah yang selalu memancarkan kasih kepada keluarga, pasangan hidup, tetangga kita dan bahkan mungkin pada orang-orang yang membenci kita. 

Sebagai orang-orang yang diciptakan seturut citra Allah, seperti yang diamanatkan Yesus dalam Injil Markus hari ini, hidup kita mesti dituntun oleh perintah Allah. Perintah Allah ini dapat kita temukan dalam Kitab Suci, yakni hidup dalam iman akan Allah, berpegang teguh pada pengharapan akan Allah, dan merelakan diri menjadi perpanjangan tangan kasih Allah kepada sesama. Yesus mengkritik orang Farisi dan ahli Taurat, karena mereka mengutamakan hukum buatan manusia dan mengabaikan perintah Allah. Oleh hukum buatan manusia ini, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi selau berusaha untuk mencari-cari kesalahan Yesus dan para muridNya. Sebagai citra Alalh, marilah kita berusaha untuk hidup seturut peintah Allah, untuk hidup di jalan-jalan Allah. Semoga oleh setiap hal baik yang kita perlihatkan, kita dapat membawa semakin banyak orang kepada Yesus. 

Tuhan memberkati kita. (p,kristo,svd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar