Jumat, 01 Februari 2019

Pelajaran-pelajaran (Sabtu, 2 Februari 2019)


Pelajaran-pelajaran
Sabtu, 2 Februari 2019
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah


Mal. 3 : 1 – 4
Luk. 2 : 22 - 40


Penginjil Lukas hari ini berkisah tentang kedua orangtua Yesus, Maria dan Yosef, yang mempersembahkan Yesus di kenisah. Hal ini terjadi seturut hukum Taurat yang mewajibkan semua anak lelaki sulung agar dikuduskan bagi Allah. Di kenisah, Maria dan Yosef, bertemu dengan Simeon dan Hana yang mempersembahkan hidup mereka dalam lantun doa-doa. Di kenisah, Simeon memadahkan syukurnya karena telah melihat fajar keselamatan Allah dalam diri Yesus. Di Kenisah yang sama, Maria mendengar ramalan tentang putra-Nya dan juga ramalan tentang dirinya sendiri dari mulut simeon: sebilah pedang akan menembus jiwanya. Mari kita belajar dari tokoh-tokoh kunci kisah ini.

Pertama, Maria dan Yosef. Maria dan Yosef mempersembahkan Yesus di kenisah. Hal ini menunjukkan kesetiaan dan kepatuhan mereka pada hukum taurat yang mewajibkan semua anak lelaki sulung dikuduskan bagi Allah. Lebih dari sekadar mematuhi aturan, hal ini sebenarnya menggambarkan penyerahan diri kedua orangtua itu: Yesus, Putra semata wayang mereka adalah anak Allah, dan kepada Allah, mereka mempersembahkanNya kembali. Maria, tidak hanya mempersembahkan Yesus di kenisah, Ia juga mempersembahkan dirinya di jalan kemuridan yang telah ia pilih. Ramalan Simeon bahwa sebilah pedang akan menembus jiwanya adalah tanda bahwa jalan kemuridannya sebagai ibu Tuhan tidak mudah. Namun, Maria menerima semua itu dengan lapang dada dan menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya, sebab ia ingat akan janjinya, ‘aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu’.

Kedua, Simeon dan Hana. Penginjil Lukas menggambarkan sukacita Simeon dan Hana ketika berjumpa Yesus. Simeon bahkan bermadah, bahwa sekiranya boleh, biarkanlah seketika itu juga ia pergi dalam damai sejahtera, sebab kerinduannya untuk berjumpa Tuhan telah terpenuhi. Senada dengan Simeon, Hana – anak Fanuel dari suku Asyer itu – larut dalam kegembiraan karena ia tahu, kelepasan Yerusalem akan segera tiba. Simeon dan Hana adalah gambaran orang-orang beriman yang menemukan sumber kegembiraan dan kebahagiaan sejati mereka di dalam Allah. Mereka hidup dari iman, dari apa yang mereka percayai. Dari mereka kita belajar untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah melalui hidup doa: doa pribadi dan doa bersama di dalam keluarga.

Ketiga, Yesus. Hari ini Yesus dipersembahkan di kenisah. Seluruh hidup Yesus adalah sebuah persembahan kepada Allah. Ia lahir dengan membawa visi yang jelas: visi keselamatan manusia yang diembankan Allah atas-Nya. Kalau Yesus lahir dan hidup dengan dituntun oleh visi keselamatan ini, hidup kita juga mesti dituntun oleh visi yang jelas. Kita mau apa dengan hidup kita? Apa yang hendak kita perjuangkan dalam hidup ini? Mimpi apa yang membuat kita masih bertahan hidup di tengah dunia ini? Saudara-saudariku, mimpi-mimpi kita adalah milik kita sendiri. Kita sendiri adalah pahlawan untuk mimpi-mimpi dan perwujudan visi kita itu.

Tuhan memberkati kita. (p.kristo,svd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar