Jangan Takut, Kembangkan
Potensimu
Jumat, 1
Februari 2019
Ibr. 10 : 32 – 39
Mrk. 4 : 26 – 34
Surat
kepada orang Ibrani hari ini menulis, ‘kita ini orang yang percaya dan yang beroleh
hidup’. Kita hidup dari apa yang kita pilih untuk kita percayai. Di tengah
dunia yang menjemukan dengan begitu banyak kebohongan dan berita palsu yang
kita jumpai setiap hari, benteng pertahanan terakhir kita adalah keyakinan
pribadi kita. Sebagai orang Katolik, dasar keyakinan pribadi itu mesti kita
temukan di dalam Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Karena kita hidup
dari apa yang kita percaya, maka sudah semestinya kita menjalani hidup kita dengan
sikap saling percaya. Sikap saling percaya mesti tumbuh bersama janji dan
komitmen bahwa orang tidak akan saling mengkhianati, bahwa orang tidak akan
mencederai kepercayaan. Tentu ini tidak mudah. Kita membutuhkan kesediaan dan
kesanggupan untuk mengendalikan dan mendisiplinkan diri kita masing-masing:
dari hasrat-hasrat yang menyimpang, dari keinginan-keinginan yang terlalu
berlebihan.
Dalam
bacaan Injil, Yesus mengumpamakan kerajaan surga seperti biji sesawi yang
ditaburkan di tanah. Biji sesawi jika ditaburkan akan menjadi tumbuhan besar yang
memungkinkan burung-burung dapat bersarang di dalam rimbunannya. Seperti
perumpamaan Yesus ini, di dalam diri kita masing-masing, terdapat biji sesawi-biji
sesawi ini. Biji sesawi itu adalah potensi-potensi yang kita miliki.
Potensi-potensi yang kita miliki akan menghasilkan daya yang besar jika kita
mengembangkannya. Potensi kita, mungkin hanyalah sebuah keterampilan kecil,
tetapi jika disatukan dengan potensi dari sesama kita akan menghasilkan
kekuatan besar. Ketika engkau membagi cintamu kepada sesama, cintamu tidak akan
pernah berkurang, malah membuat cinta itu kian besar dan berbuah; ketika kita
saling berbagi potensi, potensimu tidak akan pernah berkurang, malah akan
membuatnya menjadi lebih besar.
Pesan
Paus Yohanes XXIII ini kiranya penting untuk kita refleksikan. “Jangan mencari
ketakutanmu, melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang
frustrasimu, tetapi berpikirlah tentang potensimu yang belum terpenuhi.
Perhatikan dirimu, bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tetapi
dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu.” Paus Yohanes XXIII
meminta kita untuk tidak terlampau fokus pada rasa frustrasi kita oleh
serangkaian kekecewaan yang mungkin pernah kita alami. Ia mengajak kita untuk fokus
mengembangkan potensi yang kita miliki. Ia meminta kita untuk tidak larut dalam
kegagalan yang pernah kita alami, melainkan fokus pada peluang-peluang baru
yang kita miliki untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar. Dengan sikap saling
percaya, dengan ketulusan untuk memberi diri, dengan kesediaan untuk berbagi
potensi, hidup kita akan akan sungguh-sungguh menjadi sumber kehidupan bagi
semua anggota yang kita layani. Berikanlah dirimu untuk karya pelayananmu, maka
semua jerih lelahmu akan melayani engkau.
Tuhan
memberkati kita. (p.kristo,svd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar