Kamis, 24 Januari 2019

Panggilan Mewartakan Sabda Allah (Jumat, 25 Januari 2019)


Panggilan Mewartakan Sabda Allah
Jumat, 25 Januari 2019
(Pesta Bertobatnya Rasul Paulus)


Kis. 22 : 3 – 16 (atau Kis. 9 : 1 – 22)
Mrk. 16 : 15 – 18


Penginjil Markus hari ini menampilkan kisah perutusan para murid ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil dan membaptis orang-orang yang percaya. Tugas perutusan ini diembankan Yesus kepada para murid usai kebangkitanNya. Yesus tidak hanya memberi para murid tugas dan janji penyertaan yang kekal, tetapi juga kuasa untuk mengusir setan, kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang baru, janji keselamatan dari segala macam marabahaya dan kuasa untuk melakukan karya penyembuhan.

Tugas perutusan yang dahulu diembankan kepada para murid, kemudian dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh Rasul Paulus, yang pesta pertobatannya kita rayakan hari ini. Paulus adalah misionaris Sabda Allah yang berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, entah baik maupun tidak baik waktunya, untuk mewartakan Sabda Allah. Paulus mempersembahkan hidupnya untuk Allah, sebab ia sendiri menyadari dan mengimani bahwa ‘celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil’. Kegembiraan dan puncak kebahagiaan seorang murid bagi Paulus, bukan terutama dalam segala keberhasilan karya pewartaannya, tetapi terutama karena ia diperkenankan Allah mengambil bagian dalam misi Yesus Kristus.

Tugas pewartaaan yang sama saat ini diembankan kepada kita masing-masing saat ini. Para misionaris, entah misionaris dalam negeri maupun luar negeri, misalnya, menjalankan tugas perutusan ini dengan pergi ke tanah-tanah misi: mewartakan sabda Allah di sana hingga menghabiskan seluruh hidup dan karya mereka di tanah misi. Para misionaris ini adalah orang-orang yang tidak bertanah air, mereka bertanah air di mana Tuhan menyuruh mereka pergi.

Kita semua menjalankan tugas perutusan ini sesuai dengan profesi dan pilihan hidup kita masing-masing. Hal paling pertama sebelum kita mewartakan Sabda Allah adalah mengakrabkan diri dengan Sabda Allah itu, membuat Sabda Allah hidup di dalam diri kita masing-masing. Kita hanya dapat mewartakan Sabda Allah, jika kita telah terlebih dahulu hidup dari Sabda Allah itu; jika hidup kita sungguh-sungguh dijiwai oleh Sabda Allah itu. Pemazmur mengingatkan kita untuk senantiasa mengakrabkan diri dengan Sabda Allah, sebab kata pemazmur, ‘FirmanMu itu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku’.

Dalam hidup harian, kita marilah kita menyiapkan waktu istimewa untuk membaca dan merenungkan Sabda Tuhan. Mari kita menjadikan Sabda Allah itu sebagai bagian istimewa dari perjalanan hidup rumah tangga kita masing-masing. Dalam doa-doa harian kita juga, mari kita mengingat dan mendoakan sanak-saudara kita, para misionaris yang mempertaruhkan dan memberikan seluruh diri mereka untuk mewartakan Sabda Allah di tanah-tanah misi. Doa-doa kita sangat mereka perlukan dan sangat membantu mereka. Mendoakan mereka adalah sebentuk partisipasi kita dalam karya misi Gereja di tengah dunia ini.

Tuhan memberkati kita. (p.kristo,svd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar