Senin, 28 Januari 2019

Muslihat dan Kebohongan (Senin, 28 Januari 2019)


Muslihat dan Kebohongan
Senin, 28 Januari 2019
(PW St. Thomas Aquinas, Imam dan Pujangga Gereja)


Ibr. 9 : 15. 24 – 28
Mrk. 3 : 22 – 30


Penginjil Markus hari ini berkisah tentang ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem. Mereka mendatangi Yesus dengan membawa tuduhan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul dan dengan kuasa penghulu setan itu, Ia mengusir iblis. Terhadap tuduhan ini, Yesus mengatakan, ‘Bagaimana iblis dapat mengusir iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.” Ada dua poin pokok yang dapat kita petik dari kisah ini.

Pertama, muslihat ahli-ahli Taurat. Injil selalu mengisahkan pertentangan antara ahli-ahli taurat dan Yesus. Ahli-ahli taurat, yang merasa terancam dengan kehadiran Yesus, dan yang kehidupan beragamanya selalu dikritik Yesus, selalu mencari celah dan cara untuk menjatuhkan Yesus. Hari ini mereka mendapati bahwa Yesus melakukan mukjizat mengusir setan. Hal ini tidak dapat mereka bantah, orang banyak menjadi saksi. Hal yang mereka bisa buat adalah melancarkan tuduhan palsu bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, si penghulu setan. Mereka mencoba menjatuhkan Yesus dengan menciptakan kebohongan-kebohongan. Ketika kebencian merasuki hati dan pikiran kita, maka segala cara diperjuangkan untuk menjatuhkan ia yang dibenci itu.

Muslihat dan tuduhan-tuduhan palsu yang dibuat para ahli Taurat hari ini, seringkali juga kita buat dalam hidup harian kita. Karena rasa benci terhadap orang-orang tertentu, acapkali kita menyebarkan kebohongan dan berita-berita palsu tentang orang yang dibenci itu. Karena rasa benci pada seseorang, kita selalu geram dan cemburu bila orang yang dibenci itu melakukan hal-hal lebih besar dari kita. Rasa benci yang berkecamuk di dalam diri kita, selain merenggut kebahagiaan hidup kita, juga membuat kita tidak dapat berpikir positif tentang orang lain. Mari kita berusaha untuk melihat hidup kita dengan cara yang lebih realistis, melihat hidup kita secara positif. Pesan Jalaludin Rumi ini, kiranya penting untuk kita renungkan, ‘temukan rasa manis di dalam hatimu, maka engkau akan menemukan rasa manis di semua hati.’

Kedua, jawaban Yesus. Yesus membantah tuduhan itu, dengan balik bertanya: bagaimana iblis dapat mengusir Iblis? Pertanyaan penting Yesus ini hendak menunjukkan bahwa kuasa mengusir setan yang Ia miliki itu, bukan berasal dari penghulu setan, melainkan berasal dari Bapa. Kuasa Bapa senantiasa melampaui segala sesuatu hingga iblis pun tunduk dihadapanNya. Kalau kuasa Bapa melampaui segala sesuatu, mari kita datang kepada Bapa itu dan menimba kekuatan daripadaNya. Kadang-kadang, rasa percaya diri yang terlalu berlebihan pada diri kita sendiri, seringkali membua kita melupakan peran penting Tuhan dalam hidup kita. Mari kita menjumpai dan mengandalkan Tuhan di setiap waktu, dan bukan hanya pada masa-masa sulit dalam hidup kita.

Tuhan memberkati kita. (p.kristo,svd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar