Domba di Tengah Serigala
Sabtu, 26 Januari 2019
(PW St. Timotius dan Titus, Uskup)
2 Tim. 1 : 1 – 8
Luk. 10 : 1 - 9
Penginjil Lukas hari ini
bercerita tentang pengutusan ketujuh puluh murid yang diutus berdua-dua,
mendahului Yesus ke setiap tempat yang akan dikunjungi Yesus. Pengutusan berdua-dua
ini dimaksudkan agar para murid dapat saling menguatkan dan saling membesarkan
hati. Tiga poin penting dapat kita pelajari dari kisah ini.
Pertama,
cara terbaik untuk mengawali perjalanan misi atau melakukan suatu pekerjaan adalah
berdoa. Kepada para murid, Yesus berpesan, ‘mintalah
kepada tuan, empunya tuaian’. Doa dalam pengertian yang paling sederhana
adalah pembicaraan dari hati ke hati dengan Tuhan, yang seringkali dipenuhi dengan
permintaan-permintaan. Rumusan kalimat Yesus, ‘mintalah kepada tuan’ sebenarnya
hendak mengingatkan para murid untuk tidak lupa berdoa. Kalau misi perutusan
para murid berasal dari Tuhan, maka mereka wajib meminta bantuan Tuhan, wajib
berdoa kepada Tuhan agar karya pewartaan mereka dapat berjalan dengan baik.
Yesus sendiri adalah
manusia pendoa. Kitab Suci menggambarkan dengan jelas bahwa setiap kali hendak
mengambil keputusan penting dalam hidupNya, Yesus selalu memilih menepi untuk
berdoa. Ia berdoa sepanjang malam sebelum memilih kedua belas rasul, Ia berdoa
di taman Getsemani sebelum ditangkap, bahkan kalimat terakhir yang keluar dari
mulutNya sebelum mengembuskan nafat terakhir adalah sebentuk doa, ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu, Kuserahkan nyawaKu.’
Teladan Yesus ini dan nasihatNya kepada para murid hari ini adalah ajakan bagi
kita untuk tiada jemu berdoa, untuk senantiasa mendoakan apa yang kita
perjuangkan dan kerjakan.
Kedua,
Yesus mengingatkan para muridNya bahwa mereka diutus seperti domba ke tengah
serigala. Domba adalah lambang kelemahlembutan, cinta kasih dan pengorbanan
diri; sedangkan serigala adalah lambang kejahatan dan kekerasan. Simbol serigala
ini dapat kita bandingkan dengan sebutan Yesus kepada Herodes (Luk. 13:32), ‘pergilah dan katakanlah kepada si serigala
itu…’ Simbolisasi Yesus ‘domba ke tengah serigala’ hendak menggambarkan
bahwa medan perutusan yang akan ditempuh para murid tidak akan pernah mudah: akan
ada tantangan, akan ada risiko hingga kehilangan nyawa. Namun, Yesus tidak meminta para murid untuk menjadi serigala
ketika berhadapan dengan serigala. Ia meminta para murid untuk tetap menjadi
domba: melawan kekerasan dengan jalan damai. Kekerasan tidak dapat diselesaikan
dengan jelan kekerasan. Hal itu hanya akan menciptakan rantai kekerasan yang
tidak akan pernah selesai.
Ketiga,
menjadi pembawa damai. Kepada para murid, Yesus berpesan, ‘Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah terlebih dahulu: damai
sejahtera bagi rumah ini.’ Pesan ini dapat dipahami dalam dua arti: pertama, kita harus menawarkan dan
menjadi pembawa damai, dan kedua,
kita harus berdoa untuk damai sejahtera bagi semua orang. Marilah kita
senantiasa berjuang untuk menjadi pembawa damai: berjuang melawan aneka
kekerasan dengan jalan damai.
Tuhan memberkati kita.
(p.kristo, svd)
Tks utk siraman rohani pagi ini.
BalasHapusTks utk renungan ini.mf br baca krn hp mati total.mlm bae
BalasHapus