Mewariskan yang Baik
Senin, 11 Februari 2019
Hari Orang Sakit Sedunia
ke-27
Kej. 1 : 1 – 19
Mrk. 6 : 53 – 56
Kitab
kejadian dalam bacaan pertama hari ini meriwayatkan kembali kisah penciptaan.
Allah menciptakan langit dan bumi, serta segala sesuatu di atasnya. Penulis
kitab ini mengungkapkan bahwa Allah melihat semua yang diciptakanNya itu baik
adanya. Manusia adalah puncak dari segala ciptaan Allah, yang Ia ciptakan
seturut citraNya sendiri. Kepada manusia, Allah memberi tanggung jawab untuk
menjaga dan merawat semua yang baik itu agar tetap baik, termasuk bumi yang
kita huni dengan segala isinya ini. Panggilan kita adalah menjaga dan merawat
bumi ini.
Ada
sebuah ungkapan yang mengatakan, ‘bumi yang kita huni saat ini, sesungguhnya
merupakan pinjaman dari anak cucu kita.’ Ungkapan ini secara amat tegas
mengungkapkan peran dan tanggung jawab kita untuk menjaga keutuhan dan
kelestarian bumi dan segala isinya. Kalau bumi yag kita huni saat ini hanyalah
pinjaman dari anak cucu kita, maka kita mesti menjaga dan mewariskan bumi ini
kepada anak cucu kita dalam keadaan yang baik sebagaimana Allah dahulu
menciptakanNya. Bumi kita ini selalu cukup untuk orang yang mencukupkan diri dan
hidup apa adanya sesuai dengan kebutuhannya, tetapi tidak pernah cukup untuk
orang yang hidup dengan segala keserakahan dan ketamakannya.
Sementara
dalam bacaan Injil hari ini, Penginjil Markus berkisah tentang kesembuhan yang
dialami orang-orang sakit. Mereka semua sembuh hanya dengan menjamah jubah
Yesus. Pelukisan Markus ini hendak menunjukkan Yesus sebagai Tuhan penuh kasih,
dokter di atas semua dokter, tabib di atas semua tabib. Kalau hari ini, orang-orang
sakit ini berlari-lari kepada Yesus agar disembuhkan, marilah kita juga membawa
semua sakit kita kepada Yesus: entah sakit fisik, luka-luka masa lalu, dan
pengalaman-pengalaman pahit yang sulit tersembuhkan. Mari kita datang kepada
Yesus, karena Ia sendiri pernah berjanji, ‘marilah kepadaKu, kalian semua yang
letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepada mereka.’
Pada
hari orang sakit sedunia hari ini, Paus Fransiskus meminta kita untuk bersikap
murah hati kepada sesama kita, khususnya kepada orang-orang sakit. Kondisi jiwa
yang sehat, kata Paus Fransiskus, tergantung pada interaksi kita dengan orang
lain yang menuntut kepercayaan,
persahabatan dan solidaritas. Marilah kita menghidupkan tiga kebajikan
utama ini dalam hidup bersama kita agar komunitas hidup bersama kita menjadi
komunitas yang sehat: saling percaya, saling bersahabat, dan saling bersolider
atau merasa senasib-sepenanggungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar